Mobilisasi Sesuai Tahap Tumbuh Kembang

Halo bertemu lagi dengan admin salah satu situs penyedia informasi terbaik yang sangat layak dibaca. Pada kesempatan kali ini kita membahas artikel yang berjudul “Mobilisasi Sesuai Tumbuh Kembang” Mari kita simak penjelasan lengkap dibawah ini.

Mobilisasi Sesuai Tumbuh Kembang

Selama kehidupan itu terjadi, penampilan dan fungsi tubuh akan mengalami perubahan. Masa tumbuh kembang ini akan berpengaruh terhadap mobilisasi yang mengikuti alurnya.

Bayi

Selama tiga bulan pertama dalam kehidupan, berat badan bayu bertambah 0,9 kg per bulan dan panjang badan bayi bertambah sekitar 2,5 hingga 5 cm. Dari tiga hingga enam bulan, berat badan bayi bertambah 0,45 kg per bulan. Menginjak usia enam bulan, sebagian besar bayi sudah mencapai bobot dua kali dari berat badan lahir mereka. Panjang badan mereka juga bertambah sekitar separuh panjang badan saat lahir pada akhir usia 1 tahun. Pada awalnyam sebagian besar kenaikan besar badan terjadi pada lemak, kemudian otot, dan selanjutnya densitas tulang. Tulang belakang bayi baru lahir lentur dan kurangnya garis antero-posterior yang ada pada orang dewasa. Garis tulang belakang pertama kali muncul ketika bayi memanjangkan leher dari posisi prone. Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan stabilitas, tulang belakang torakalmenjadi tegak, dan garis tulang belakang lumbal muncul, sehingga memungkinkan duduk dan berdiri. Sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstermitas lentur dan persendian memiliki rentang gerak lengkap. Pada bayi yang matang, sistem muskuloskeletal menjadi lebih kuat, bayi mampu melawan pergerakan, meraih dan menggenggam objek. Pada saat bayi tumbuh, perkembangan sistem muskuloskeletal membutuhkan dukungan berat badan untuk berdiri dan berjalan. Posturnya aneh karena kepala dan tubuh bagian atas dibawa ke depan. Karena berat badan tidak tersebar sama rata sepanjang garis gravitasi, maka postur tidak seimbang, dan sering terjadi jatuh.

Anak Usia Prasekolah dan Sekolah

Brerat badan pada anak pra sekolah mencapai 13,6 sampai 15,6 kg dan tingginya mencapai 76 sampai 91 cm. meskipun pada usia 3 tahun tinggi badan anak mencapai sekitar setengah dari tinggi badan dewasa mereka, perkembangan fisik mereka pada usia ini melambat. Anak tersebut mungkin mengalami kenaikan berat badan kurang dari 2,7 kg per tahun dan penambahan tinggi badan sekitar 7,6 cm per tahun hingga masuk sekolah. Di usia ini sistem muskuloskeletal terus berkembang. Tulang panjang dilengan dan tungkai tumbuh. Otot, ligamen, dan tendon yang lebih kuat, mengakibatkan perbaikan postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi lebih baik memungkinkan anak melakukan tugasnya yang membutuhkan keterampilan motorik yang baik.

Remaja

Pertumbuhan fisik menandai masa remaja. Saat umur 13 tahun, sebagian besar anak mencapai 90% tinggi dewasa mereka. Tinggi mereka setidaknya sudah mencapai tiga kali lipat dari panjang badan mereka saat lahir dan berat bdan mereka menjadi 15 kali lipat dari berat badan lahir. Selama masa remaja, ekstremitas semakin panjang, tangan dan kaki tumbuh, dan pinggul, dada, serta bahu semakin lebar. Pertumbuhan dan perkembangan remaja putri biasa lebih dahulu dibandingkan dengan remaja putra. Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan bokong. Perubahan bentuk pada remaja putra menghasilkan pertumbuhan tulang panjang dan peningkatan massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan, bahu, dan tungkai atas.

Dewasa

Orang dewasa yang mempunyai postur dan kesejajaran tubuh yang benar marasa senang, terlihat bagus, dan umumnya percaya diri. Orang dewasa sehat juga memerlukan perkembangan muskuloskeletal dan koordinasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Perubahan postur normal dan kesejajaran tubuh orang dewasa terjadi terutama pada wanita hamil. Perubahan tersebut akibat respons adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian anterior. Wanita hamil bersandar ke belakang dan punggungnyaagak lengkung. Wanita hamil biasa mengeluh sakit punggung.

Lansia

Kehilangan total massa tulang progresif terjadi pada lansia. Beberapa kemungkinan untuk penyebab kehilangan ini meliputi aktivitas fisik, perubahan hormonal, dan resorpsi tulang aktual. Pengaruh kehilangan tulang adalah tulang menjadi lemah: tulang belakang lebih lunak dan tertekan, tulang panjang kurang resisten untuk membungkuk. Selain itu, lansia mengalami perubahan status fungsional sekunder akibat perubahan status mobilisasi. Lansia berjalan lebih lambat dan tampak kurang terkoordinasi. Lansia juga membuat langkah yang lebih pendek, menjaga kaki mereka lebih dekat bersamaan, yang mengurangi dasar dukungan. Sehingga keseimbangan tubuh tidak stabil, dan mereka sangat berisiko jatuh dan cedera.
Nah begitulah pembahasan artikel kali ini tentang “Mobilisasi Sesuai Tumbuh Kembang”. Semoga Bermanfaat

Referensi

Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. (2004). Buku Ajar Keperawatan Klinis Ed. 5.Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,dan Praktik. Jakarta: EGC
Rosdahl, Caroline Bunker. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar, Ed. 10 Vol 1. EGC: Jakarta.

Leave a Comment