Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba membahas pengertian Anemia, penyebab terjadinya Anemia, Faktor-faktor Penyebab Anemia Pada Remaja Putri.
Pengertian Anemia
Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh (Rukiyah, 2010). Klasifikasi Anemia menurut WHO dalam Yeyen (2010) yaitu : tidak anemia : 11 gr%, anemia ringan : 9-10 gr%, anemia sedang : 7-8 gr%, anemia berat : < 7 gr%.
Untuk mengetahui seorang anemia maka dapat diketahui dengan pengukuran menggunakan Hb Talquist. Cara ini hanya mendapat kesan kadar Hb saja. Talquist mempergunakan suatu skala warna dalam suatu baku, prosedur pemakaiannya yaitu bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%, tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan lanset, darah yang keluar isap dengan kertas saring, setelah kering dibandingkan warnanya dengan yang standar. Di tengah-tengahnya standar ada lubang, dimana tempat darah yang akan dibandingkan dapat dilihat dengan demikian darah dibandingkan secara langsung.
Penyebab Terjadinya Anemia
Pada umumnya menurut Rukiah (2010) penyebab anemia dipilah menjadi 4 kelompok yaitu
a. Anemia karena cacat sel darah merah
Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Penyebab anemia jenis ini adalah kelainan. Ekspresi dari kelainan tersebut dapat terjadi pada tingkat membran dan pada tingkat trauma sel darah merah. Morfologi sel darah merah penderita berubah, tidak lagi cekung. Sel-sel darah merah dengan perubahan protein membran dan bentuk ini tidak lagi mempunyai kelenturan seperti sel darah merah cekung biasa. Akibatnya, sel darah merah ini mudah rusak ketika melalui pembuluh kapiler dan selanjutnya dihancurkan oleh sel-sel fagosit, dengan demikian terjadilah anemia.
b. Anemia karena kekurangan zat gizi
Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Kekurangan zat gizi yang menyebabkan anemia sebagai gejala utama adalah kekuranga zat gizi mikro, seperti mineral dan vitamin, yang berhubungan dengan biosintesis hemoglobin. Maupun bahan-bahan yang akan menjadi bagian hemoglobin itu sendiri sepeti zat besi atau Fe.
Defisiensi besi dan asam folat, yang menjadi anggota kompleks vitamin B, hal ini menjadi penyebab anemia defisiensi yang paling banyak. anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah dengan ukuran yang lebih kecil dan pada mikroskop berwarna lebih pucat.
c. Perdarahan.
Perdarahan yang banyak saat trauma baik itu yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag (gastritis) yang kronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Bisa juga karena pemberian obat jantung (pengencer darah) dan orang tersebut tidak tahan akan obat tersebut. Selain itu pada remaja putri anemia dapat disebabkan karena menstruasi, hal ini dapat terjadi karena kurangnya mengosumsi Fe.
d. Genetik
Penyakit karena kelainan genetik yang berkaitan dengan penyakit anemia ini contohnya adalah Thalasemia. Thalasemia adalah gangguan genetik yang dimana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah.
Faktor-faktor Penyebab Anemia Pada Remaja Putri
Faktor-faktor penyebab anemia pada remaja putri yaitu:
Menstruasi
Saat menstruasi terjadi pengeluaran darah dari dalam tubuh. Hal ini menyebabkan zat besi yang terkandung dalam hemoglobin berkuirang. Salah satu komponen sel darah merah juga ikut terbuang. Semakin lama menstruasi berlangsung, maka semakin banyak pengeluaran dari tubuh. Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran besi meningkat dan keseimbangan zat besi dalam tubuh terganggu. Menstruasi menyebabkan wanita kehilangan besi hingga dua kali jumlah kehilangan besi laki-laki. Apabila darah yang keluar saat menstruasi cukup banyak, berarti jumlah zat besi yang hilang dari tubuh juga cukup besar. Setiap orang mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keturunan, keadaan kelahiran, dan besar tubuh (Gleadle, 2009).
Pola makanan
Banyak remaja putri yang tidak suka mengonsumsi makanan, salah satunya sumber makanan zat besi termasuk sayur-sayuran dan buah-buahan. Remaja putri yang membatasi makanan atau mempunyai kebiasaan diet yang tidak terkontrol dengan tujuan untuk mendapat bentuk badan yang sempurna (langsing). Akibat dari perilaku yang kurang tepat ini mengakibatkan kurang gizi pada remaja seperti terlalu kurus, kadar Hb rendah/anemia, kekurangan kalsium atau defisiensi mikronutrien yang lain (Yulita, 2012).
Riwayat penyakit
Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Telah diketahui secara luas bahwa infeksi merupakan faktor yang penting dalam menimbulkan kejadian anemia, dan anemia merupakan konsekuensi dari peradangan dan asupan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan zat besi. Kehilangan darah akibat trauma dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Angka kesakitan akibat penyakit infeksi meningkat pada populasi defisiensi besi akibat efek yang merugikan terhadap sistem imun. Malaria karena hemolisis dan beberapa infeksi parasit seperti cacing, menyebabkan kehilangan darah secara langsung dan kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi besi (Gleadle, 2009).
Pola aktivitas
Aktivitas fisik penting untuk mengetahui apakah aktivitas tersebut dapat mengubah status zat besi. Performa aktivitas akan menurun sehubungan dengan terjadinya penurunan konsentrasi hemoglobin dan jaringan yang mengandung zat besi. Zat besi dalam hemoglobin, ketika jumlahnya berkurang, secara ekstrim dapat mengubah aktivitas kerja dengan menurunkan transpor oksigen.
Pengeluaran zat besi dapat melalui keringat, hal ini menunjukkan bahwa kehilangan zat besi melalui keringat menurun sejalan dengan waktu. Konsentrasi zat besi terbesar dalam keringat terjadi selama 30 menit pertama olahraga dan konsentrasi zat besi tersebut lebih rendah pada lingkungan yang panas dibandingkan lingkungan bersuhu ruang. Pada berbagai kasus zat gizi mikro, wanita cenderung mempunyai asupan pangan yang kurang, dan defisiensi memberikan dampak yang merugikan pada aktivitas fisik (Gleadle, 2009).
Pustaka
Gleadle, j. (2005). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga
Rukiah, A. (2010). Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan). Jakarta: Trans media.
Yulita, R. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Gizi Terhdap Kejadian Anemia Remaja Putri. Sulawesi Barat: skripsi. Universitas Muhammadiyah.