Pada kesempatan kali ini kita membahas artikel yang berjudul “6 Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang” Mari kita simak penjelasan lengkap dibawah ini.
Banyak sekali teori yang dikembangkan untuk menerangkan faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang. Misalnya, ada yang menyebutkan kawasan kumuh (slum) di kota besar sebagai tempat yang banyak menimbulkan perilaku menyimpang. Ada juga yang mengatakan bahwa sosialisasi yang buruk membuat orang berperilaku menyimpang serta beberapa faktor penyebab lainnya.
Supaya lebih jelas, berikut ini akan diuraikan beberapa faktor penyebab atau proses terjadinya perilaku menyimpang.
1. Penyimpangan sebagai Hasil sosialisasi yang
Tidak Sempurna Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia, baik yang menyimpang maupun yang tidak dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Apabila sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi.
Proses sosialisasi seakan-akan tidak sempurna karena adanya saling pertentangan norma dan nilai yang diajarkan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen yang lain, seperti antara sekolah dan keluarga berhadapan dengan media massa sehingga seseorang akan terpengaruh dengan cara-cara yang kurang baik sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan dalam masyarakat.
2. Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari
Nilai-Nilai Subkebudayaan Menyimpang Shaw dan Mc. Kay mengatakan bahwa daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik akan cenderung melahirkan daerah kejahatan. Di daerah-daerah yang demikian, perilaku menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian, proses sosialisasitersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari subkebudayaan yang menyimpang.
Selain itu lingkungan pergaulan juga sangat berpengaruh. Jika seseorang bergaul dengan sekelompok orang yang berperilaku menyimpang dalam jangka waktu yang lama, maka seseorang tersebut lambat laun akan berperilaku sama seperti kelompoknya. Dengan bergaul seseorang mengamati keadaan dari lingkungan kelompoknya. Seiring waktu berjalan, seseorang dengan sendirinya akan mensosialisasi apa saja yang menjadi nilai dannorma yang dianut oleh kelompok tersebut.
Jika lingkungan seseorang mempertontonkan aneka perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, maka dapat dipastikan bahwa seseorang tersebut melakukan hal serupa. Hal ini disebabkan terjadinya alih budaya (cutural transmission) dari bentuk menyimpang kepada individu tersebut. Di mana penerimaan individu terhadap budaya baru ternyata berlawanan dengan kaidah sosial yang dipatuhi masyarakat. Oleh karena itu, individu tersebut dinamakan menyimpang (deviant).
3. Dorongan Ekonomi
Kebutuhan dorongan ekonomi berpotensi menimbulkan penyimpangan sosial. Setiap orang mempunyai harapan-harapan untuk mempunyai penghidupan yang lebih baik terutama dalam bidang ekonomi. Namun,keadaan ekonomi yang baik ternyata tidak mudah diwujudkan, diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah. Hal tersebut dapat mendorong orang berbuat jahat yang dapat merugikan orang lain. Seperti mencopet, mencuri, merampok, dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan tersebut menyimpang dari tata nilai dan aturan dalam masyarakat.
4. Pelabelan
Istilah pelabelan dalam penyimpangan social dikemukakan oleh Edwin M. Lemert. Menurutnya, seseorang melakukan perilaku menyimpang karena diberi cap (label) negatif oleh masyarakat. Label itu melekat pada dirinya dan seolah-olah menjadi identitas pribadi.
5. Gangguan Jiwa atau Mental
Gangguan jiwa atau mental seseorang mampu menjadi penyebab seseorang melakukan perilaku penyimpangan sosial Pada kasus rusaknya kesehatan jiwa atau mental dapat menjadikan seseorang berperilaku menyimpang. Hal ini disebabkan dalam kondisi sakit jiwa seseorang tidak mampu lagi memahami nilai dan norma yang ada.
6. Pengaruh Media Massa
Di era globalisasi seperti saat ini perkembangan media massa mengalami kemajuan pesat. Pada hakikatnya, media massa mempunyai kemampuan kuat dalam memengaruhi perilaku seseorang. Belum lagi pengaruh global penyebaran narkoba serta gaya hidup permisif, materialistis dan konsumtif. Selain itu, masalah kecanduan rokok, minuman keras dan gaya hidup bebas sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja, namun anak-anak SD hingga bangku perguruan tinggi. Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan betapa besar pengaruh media massa bagi perilaku Seseorang.
Nah begitulah pembahasan artikel kali ini tentang “6 Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang”. Semoga Bermanfaat