Pada kesempatan kali ini kita membahas artikel yang berjudul Kemukjizatan Alquran dalam Bidang Ilmiah, Tasyri, dan Pemberitaan Berita Gaib. Mari kita simak penjelasan lengkap dibawah ini.
Kemukjizatan al-Qu’ran dalam Bidang Ilmiah
Sebelum berbicara isyarat ilmiah, al-Quran, terlebih dahulu perlu digaris bawahi, bahwa al-Quran bukan suatu kitab ilmiah, sebagaimana kitab-kitab ilmiah yang dikenal selama ini. Salah satu hal yang membuktikan pernyataan ini adalah sikap alQuran terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat Nabi tentang keadaan bulan, pertanyaan tersebut tidak di jawab oleh al-Quran dengan jawaban ilmiah yang dikenal oleh astronom, tetapi jawabannya justru diarahkan kepada upaya memahami hikmah dibalik kenyataan itu, hal ini dijelaskan dalam al-Baqarah ayat 2: “ yang demikian itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji”[1]
Namun demikian, karena al-Quran adalah kitab petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat, maka tidak heran jika di dalamnya terdapat petunjuk yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, guna mendukung fungsinya sebagai kitab petunjuk. Perlu diketahui bahwa hakikat-hakikat ilmiahyang disinggung al-Quran dikemukakan dalam redaksi yang singkat dan syarat makna, sekaligus tidak terlepas dari cirri umum redaksinya yakni memuaskan orang banyak dan para pemikir. Contohnya:
Al-Quran mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan:
“ tidaklah orang-orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu(gumpalan), kemudian Kami memisahkannya dan kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman? “ (Qs-Al-Anbiya’: 30)
Al-Quran tidak menjelaskan bagaiman terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan di atas tentang keterpaduan alam raya kemudian pemisahannya dibenarkan oleh obserfasi para ilmuan.[2]
Kemukjizatan al-Qu’ran dalam Tasyri’
Al-Quran memulai mendidik manusia dengan pendidikan perorangan (individu), karena ia adalah dasar dalam membentuk masyarakat dan mendidiknya dalam memerdekakan daya nalarnya, serta generasi penerusnya. Ia memerdekakan manusia dengan pembinaan akidah taukhid yang bersih dari pengaruh dongeng, keragu-raguan syirik, dan melarang keluarga dari memperhambakan diri pada hawa nafsu dan syahwat, sehingga manusia benar-benar menjadi hamba Allah yang bersih.
Sedangkan tasyri’ yang di khabarkan oleh al-Quran sudah sangat lengkap, semua diatur mulai dari persoalan perorangan (individu), keluarga hingga aturan-aturan tentang bermasyarakat. Hal ini terbukti bahwa tidak ada peraturan yang sedemikian lengkap seperti apa yang telah diatur dalam al-Quran.
Kemukjizatan al-Qu’ran dalam Pemberitaan Berita Gaib
Diantara segi kemukjizatan al-Quran yang lain ialah karena al-Quran dapat menceritakan hal-hal yang gaib, atau diluar yang nyata dan kisah-kisah umat terdahulu. Itu termasuk diluar kemampuan manusia dan tidak ada jalan bagi mereka kearah itu. Diantaranya, ialah apa yang dijanjikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa agama islam akan memenangkan atas semua agama yang lain.Selanjutnya, bahwa al-Quran memuatkan kisah-kisah umat yang terdahulu, yaitu sejak DIA menciptakan adam sampai DIA membangkitkan mereka nanti, semua ini tidak dapat diketahui, kecuali dengan belajar sebenar-benarnya.[3]
Rasul SAW pun tidak mempelajarinya dan tidak pula mendengarkannya dari seorang manusiapun, tidak ada yang memuat semua itu dan tidak ada ditemukan kisajh-kisah itu dari tokoh-tokoh ulama manapun dari peimpin zaman beliau SAW, sehingga walauun dari bagaimanapun tinggi ilmu kebudayaan seseorang, semua itu membuktikan, bahwa al-Quran berasal dari wahyu Allah SWT.[4]
Nah begitulah pembahasan artikel kali ini tentang Kemukjizatan Alquran dalam Bidang Ilmiah, Tasyri, dan Pemberitaan Berita Gaib. Semoga Bermanfaat
[1] Prof. DR. H. Said Aqil Munawar, MA, ulumul qu’ran, Ciputat Press Jakarta, Cetakan ke 2 Agustus 2002, hal. 30
[3] Lih. M. Syahrur dalam bukunya al-Kitab wa al-Quran (qiraatun mu’sharatun), Syarikah Al-matbuu’ah littauzii’ wa an-nasyr Beirut Libanon cetakan ke VI 2000. hal 179
[4] M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, Misan Bandung, cetakan V April 1999, hal. 36-37