Pengkajian Psikologi Dalam Islam

Pada kesempatan kali ini kita membahas artikel yang berjudul Pengkajian Psikologi Dalam IslamMari kita simak penjelasan lengkap dibawah ini.

Pengkajian Psikologi Dalam Islam

Dalam konteks studi islam, ada dua tipe pendekatan terhadap psikologi islami yaitu: Mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi dalam hubungannya dengan islam adalah konsep psikologi modern yang telah kita kenal selama ini yang telah mengalami proses filterisasi dan di dalamnya terdapat wawasan islam. Jadi, konsep-konsep atau teori aliran-aliran psikologi modern kita terima secara kritis, menurut pandangan ini, tugas kita adalah membuang konsep-konsep yang kontra atau yang anti terhadap islam.
Mereka berpandangan bahwa psikologi modern yang ada dan yang kita kenal pada selama ini bisa sja kita sebut Islami asalkan sesuai dengan pandangan islam. Salah satu aliran psikologi yang termasuk Islami adalah psikologi Humanistik. Seorang pemikir psikologi Islam berpandangan bahwa teori-teori Psikologi barat dapat kita manfaatkan dan dapat disebut psikologi Islami asalkan praktiknya berwawasan Islam. Ia mengungkapkan bahwa konsep tentang struktur kepribadian manusa yang dibangun oleh tokoh-tokoh modern seperti alam sadar, pra sadar dan tak sadar (psikoanalisis), afeksi, konasi & kognisi (Behavior) serta dimensi somatis, psikis dan neotik (Humanistik) dll, dapat kita pandang sebagai Islam setelah semua unsur dalam struktur kepribadian tersebut di ungkap dalam konsep ruh[1]
Dengan penekanannya pada pengembangan pribadi dan pentingnya pengalaman hidup individu di dunia, tradisi humanistik tergolong unik karena inilah satu-satunya pendekatan psikologi yang cocok dengan gagasan spiritualitas. Walaupun tidak semua pandangan ahli psikologi bersifat spiritual atau religius, walaupun Anda tidak harus menjadi seorang yang religius atau spiritual untuk menerapkan atau menarik manfaat dari psikologi humanistik, namun ada keterkaitan yang kuat antara pendekatan ini dengan keagamaan.
Berdasarkan penjabaran di atas, psikologi Islam di artikan sebagai perspektif modern dengan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan Islam. Psikologi adalah disiplin Ilmu yang sekuler dan karenanya memberikan wawasan Islam terhadap konsep psikologi modern adalah suatu cara agar konsep-konsep yang dipakai mengalami filterisasi dan tidak menyesatkan. Salah satu hal dalam psikologi yang berkaitan dengan dunia Islam sebagai berikut dalam Firman Allah (QS 41: 31), “ kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri”. Ayat ini hendak mengungkapkan bahwa di alam semesta ini maupun dalam diri manusia terdapat sesuatu yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekuasaan Allah. Yang di maksud dengan “sesuatu” tersebut adalah rahasia-rahasia tentang keadaan alam dan keadaan manusia, maka jadilah manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berilmu.[2]
Dalam hal ini bisa kita lihat lebih dalam bahwa manusia memiliki peranan penting dalam Al-qur’an, kalau diperhatikan lebih cermat, salah satu istilah yang berkenaan dengan manusia yaitu nafs yang di sebut ratusan kali, belum lagi al-naas, al basyar, dan al-insaan. Istilah tersebut menunjukkan betapa Alqur’an banyak sekali berbicara tentang manusia. Secara kompleksitas, dan bisa dijadikan lahan kajian, dalam Al-qur’an banyak yg berbicara tentang diri manusia yang berkaitan dengan psikologi seperti, Nafs, Ruh, Aql, Qolb, Fitrah, Akhlak dsb. Jiwa atau Nafs bukanlah hal yang berdiri sendiri. Ia merupakan satu kesatuan dengan keadaan badan. Antara jiwa dan badan muncul suatu kesinambungan yang mencerminkan adanya totalitas dan unitas.

Nah begitulah pembahasan artikel kali ini tentang Pengkajian Psikologi Dalam Islam. Semoga Bermanfaat


 

[1] Steveb K Sanderson, psikologi Makro, Edisi Indonesia, TerjSahat Simamora. (jakarta: Bina Aksara, 1984) hlm.253
[2] Steven K sanderson, psikologi Makro, Edisi Indonesia, Terj.Hotman M Siahaan (Jakarta: Grafindo Jaya, 1995) hlm.2

Leave a Comment